Minggu, 01 Oktober 2017


Fly Ash for Green Building”

BAB I
PENDAHULUAN

1.1                   Latar Belakang
   Konsep Bangunan hijau adalah bangunan dimana di dalam perencanaan, pembangunan, pengoperasian serta dalam pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi pengunaan sumber daya alam, menjaga mutu baik bangunan maupun mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berdasarkan kaidah pembangunan berkelanjutan.
 Beberapa tahun belakangan ini penggunaan beton hijau atau beton ramah lingkungan sangat terkenal. Beton ini adalah salah satu hasil kreasi yang sangat inovatif, salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan beton ini adalah limbah. Beton ramah lingkungan ini juga dikembangkan menggunakan proses produksi yang ramah lingkungan. Kriteria untuk membuat beton ramah lingkungan ini adalah bahan yang aman dan tentunya ramah lingkungan, akan lebih baik jika menggunakan bahan hijau dan dapat didaur ulang, dan bukan termasuk bahan yang tidak dapat didaur ulang, dengan menggunakan bahan daur ulang ini tentunya akan sangat mengurangi sampah yang semakin lama semakin menumpuk dan juga dapat menurunkan biaya untuk pembuatan bahan baku.
Salah satu bahan baku yang digunakan adalah fly ash, ini adalah salah satu daur ulang agregat dan juga alumunium beton. Fly Ash ini sendiri adalah limbah dari pembangkit listrik batu bara, biasanya limbah ini dibuang ke kolam yang kemudian dikirimkan ke tempat pembuangan sampah. Pengunaan Fly Ash ini tidak bisa dikerjakan secara sembarangan, sebab jika penambahan  Fly Ash  terlalu banyak maka mutu dari beton tersebut justru akan turun. Maka dari itu dibutuhkan takaran yang pas untuk penambahan  Fly Ash  kedalam racikan beton yang di sesuaikan dengan kondisi bangunan yang diinginkan. Berdasarkan sebuah penelitian limbah ini ternyata dapat menggantikan fungsi semen, dengan keahlian tertentu dan dengan  menggabungkan antara beton dan alumunium maka terciptalah beton yang ramah lingkungan. Penggunaan beton ini sangat hemat biaya. Jika diambil kesimpulan maka beton ramah lingkungan ini dirancang dengan kuat dan baik untuk bangunan, ringan dan kuat seperti beton, dengan menggunakan kontraktor yang baik maka akan menghasilkan bangunan yang ramah lingkungan.

1.2                   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana fungsi Fly Ash untuk Green Building?
2.      Bagaimana prinsip yang menjadi acuan Green Building di Indonesia?
3.      Mengapa Fly Ash dapat disebut pengganti fungsi semen dalam beton ramah lingkungan?

1.3                   Tujuan
1.      Menjelaskan fungsi Fly Ash untuk Green Building
2.      Mengetahui prinsip yang menjadi acuan Green Building di Indonesia
3.      Menjelaskan Fly Ash sebagai pengganti fungsi semen dalam beton ramah lingkungan

1.4                   Batasan Masalah
              Adapun batasan masalah dalam penulisan kali ini berkaitan dengan bagaimana fungsi Fly Ash sebagai pengganti semen dalam penggunaan beton ramah lingkungan untuk Green building.

1.5         Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, batasan/ruang lingkup masalah, maksud dan tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori pendukung penganalisaan dan pengembangan, yang meliputi: pengembangan fly ash, perancangan fly ash for green building, konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi, pengertian fly ash dan fungsi fly ash sebagai bahan pengganti untuk bangunan ramah lingkungan, serta teori-teori lainnya yang digunakan untuk mendukung penganalisaan dan pengembangan yang diusulkan.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum fly ash, kelebihan dan kekurangan menggunakan bahan pengganti beton fly ash, permasalahan yang dihadapi, serta pembahasan yang berkaitan dengan fly ash.
BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan pembahasan fly ash dalam rangka menjawab tujuan penelitian yang diajukan, serta saran-saran yang penulis berikan untuk lebih memaksimalkan penulisan.

Kamis, 15 Juni 2017

Riset Operasi Tugas 4: Metode Simplex & Contoh Kasusnya


1.       Pengertian Metode Dual Simpleks
Metode simpleks adalah teknik untuk menyelesaikan program linier yang tidak mampu diselesaikan oleh metode grafis. Metode simpleks sendiri memiliki kerangka berpikir beberapa macam yaitu dengan menggunakan BFS (basis fesibel solution) dan metode simpleks dengan menggunakan tabel. Metode simpleks dengan menggunakan tabel hanya memuat tiga informasi penting yaitu koefisien pada variabel, konstanta pada ruas kanan persamaan dan variabel basis yang muncul untuk setiap persamaan.
Langkah langkah metode simpleks tabel:
1)    Inisialisasi
Langkah pertama yaitu memasukkan variabel slack. Kemudian pilihlah variabel keputusan yang kemudian akan dijadikan sebagai variabel nonbasis awal. Lalu pilihlah varibel slack yang akan dijadikan sebagai variabel basis awal.
2)    Uji Optimalitas
Dalam uji optimalitas, BFS saat ini dapat dikatakan optimal apabila setiap koefisien dalam baris nol adalah nonnegatif, sehingga langkah-langkah dalam metode simpleks tabel dapat selesai. Namun apabila setiap koefisien dalam baris nol adalah  bukan nonnegatif, maka langkah selanjutnya adalah iterasi untuk mendapatkan BFS berikutnya.
3)    Iterasi
  • Langkah 1:
Tentukanlah variabel basis yang masuk dengan memilih variabel dengan koefisien negatif yang mempunyai nilai absolut paling besar (paling negatif). Kemudian letakkanlah kotak di sekitar kolom dibawah koefisien tersebut, kolom ini sering disebut kolom sumbu atau pivot column.
  • Langkah 2:
Langkah selanjutnya yaitu dengan menentukan variabel basis yang keluar. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan uji rasio minimum yaitu dengan cara:
·         Mengambil masing-masing koefiien dalam kolom sumbu yang positif
·         Membagi masing-masing angka pada ruas kanan dengan koefisien pada kolom sumbu dalam baris yang sama
·         Tentukanlah baris mana yang mempunyai rasio yang paling kecil
·         Variabel basis pada baris adalah variabel basis yang keluar, kemudian gantilah variabel itu dengan variabel basis yang masuk dalam kolom variabel basis tabel simpleks yang berikutnya.
Kemudian letakkanlah kota disekitar baris ini yang biasa disebut baris sumbu (pivot row) dan angka yang berada dalam baris sumbu dan kolom sumbu disebut angka sumbu (pivot number).
  • Langkah 3:
Langkah selanjutnya adalah carilah BFS baru dengan   menggunakan operasi baris dasar. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk tabel simpleks yang baru.

Metode dual simpleks digunakan jika tabel optimal tidak layak. Jika fungsi kendala ada yang menggunakan pertidaksamaan dan tidak ada = dalam bentuk umum PL, maka metode dual simpleks dapat digunakan. Kita selesaikan contoh di bawah ini.
2.       Contoh & Kasus Metode Dual Simpleks
Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3

Terhadap 90x1 + 20x2 + 40x3 200 30x1 + 80x2 + 60x3 180
10x1 + 20x2 + 60x3 150 x1, x2, x3 0

semua kendala menggunakan pertidaksamaan . Kendala dengan pertidaksamaan dapat diubah ke pertidaksamaan dengan mengalikan pertidaksamaan dengan -1. Bentuk umum PL di atas berubah menjadi:

Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3

Terhadap -90x1 - 20x2 - 40x3 -200 -30x1 - 80x2 - 60x3 -180 -10x1 - 20x2 - 60x3 -150 x1, x2, x3 0


Semua fungsi kendala sudah dalam bentuk pertidaksamaan , maka kita kita hanya perlu menambahkan variabel slack untuk mengubah bentuk umum ke bentuk baku/standar. Variabel slack akan berfungsi sebagai variabel basis awal.
Bentuk Baku/standar:

Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3 + 0s1 + 0s2 + 0s3


Terhadap
-90x1 - 20x2 - 40x3 + s1 = -200




-30x1
- 80x2 - 60x3 + s2 = -180




-10x1
- 20x2 - 60x3 + s3 =
-150




x1, x2, x3, s1, s2, s3 0











Tabel di atas optimal tapi tidak layak (ingat, untuk fungsi tujuan minimisasi, tabel sudah optimal jika semua koefisien baris tujuan sudah negatif atau 0). Untuk membuat tabel tersebut layak, kita harus gunakan metode dual simpleks. Langkah-langkah penyelesaian simpleks menggunakan metode dual adalah:
1.     Tentukan baris pivot. Baris pivot adalah baris dengan nilai kanan negatif terbesar. Jika negatif terbesar lebih dari satu, pilih salah satu sembarang.

2.     Tentukan kolom pivot. Kolom pivot diperoleh dengan terlebih dahulu membagi nilai baris z dengan baris pivot. Dalam hal ini, semua nilai baris pivot dapat menjadi pembagi kecuali nilai 0. Kolom pivot adalah kolom dengan rasio pembagian mutlak terkecil. Jika rasio pembagian mutlak terkecil lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang.
3.     Pembentukan tabel berikutnya sama dengan prosedur dalam primal simpleks.

Gunakan tabel awal simpleks di atas.

¾    Baris pivot adalah baris S1, baris dengan nilai kanan negatif terbesar.


¾ Kolom pivot adalah kolom X1










 sumber :