II. MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Pengertian
Masyarakat
Masyarakat
adalah sekumpulan orang yang, terdiri dari berbagai kalangan, baik golongan
mampu ataupun golongan tak mampu, yang tinggal di dalam satu wilayah dan
telah memiliki hukum adat, norma-norma serta berbagai peraturan yang siap untuk
ditaati.
Syarat-syarat menjadi masyarakat
- Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
- Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
- Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama.
- Pengertian Masyarakat Perkotaan
- Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.
Dipandang
dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1. masyarakat
paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
2. masyarakat
merdeka, yagn terbagi dalam :
a. masyarakat nature,
yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yagn
bertalian dengan hubungan darah atau keturunan
b. masyarakat kultur, yaitu
masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya
koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagain
Ciri-ciri masyarakat kota
(urban) antara lain :
- Kehidupan keagaam berkurang, karena cara berpikir yang rasional dan cenderung sekuler sikap mandiri yang kuat dan tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingga cenderung individualistis
- Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian
- Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan kepentingan.
- Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.
- Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum)
- Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
- Kontrol sosial antar warga relatif rendah
- Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi keterampilan
Unsur lingkungan perkotaan
Secara
umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5
unsur yang meliputi :
a) Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang
dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk
melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur wisma ini
diharapkan dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan
pertambahan kebutuhan penduduk untuk masa mendatang, memperbaiki keadaan
lingkungan perumahan yang telah ada, agar dapat mencapai standar mutu kehidpan
yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan.
b) Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi
eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan
bermasyarakat.
c) Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang
berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat
lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau
daerah lainnya.
d) Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan
untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan,
kebudayaan dan kesenian
e) Penyempurna : unsur ini merupakan bagian yang penting
bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur
termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan
kota dan jaringan utilitas kota.
Hubungan desa
dengan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah
sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat
hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling
membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan
bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Untuk
lebih jelasnya dan memudahkan memahami tentang perbedaan masyarakat desa dan
masyarakat kota ini dapat kita lihat dalam tabel dibawah ini :
TABEL
PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
|
|||
NO
|
ASPEK
|
MASYARAKAT
PEDESAAN
|
MASYARAKAT
PERKOTAAN
|
1.
|
Lingkungan
dan orientasi terhadap alam
|
Kenyataan
alam sangat menunjang kehidupan
|
Cenderung
bebas dari kenyataan alam
|
2.
|
Pekerjaan/
mata pencaharian
|
Yang
menonjol adalah bertani, nelayan, beternak
|
Beraneka
ragam dan terspesialisasi
|
3.
|
Ukuran
komunitas
|
Lebih
kecil dengan tingkat kepadatan rendah
|
Lebih
besar dan kompleks dengan tingkat kepadatan tinggi
|
4.
|
Homogenitas/
heterogenitas
|
Homogenitas
dalam ciri-ciri sosial, kepercayaan, bahasa, adat istiadat.
|
Heterogenitas
dalam ciri-ciri sosial, kebudayaan, pekerjaan, dll.
|
5.
|
Pelapisan
sosial
|
Ukuran
pada kepemilikan tanah, kepercayaan, bahasa, adat istiadat
|
Ukuran
pada kekayaan materi, tingkat pendidikan, Kesenjangan sosial relatif besar.
|
6.
|
Mobilitas
Sosial
|
Relatif
kecil karena masyarakat homogen
|
Relatif
besar karena masyarakat heterogen
|
7.
|
Interaksi
Sosial
|
Bentuk
umum adalah kerjasama konflik sedapat mungkin dihindari, cenderung bersifat
informal
|
Bentuk
umum adalah persaingan, karena motif ekonomi, cenderung bersifat formal.
|
8.
|
Pengawasan
Sosial
|
Kualitas
pribadi tentukan oleh kejujuran, kebangsawanan dan pengalaman
|
Kualitas
pribadi lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi
|
9.
|
Pola
Kepemimpinan
|
Kualitas
pribadi ditentukan oleh kejujuran, kebangsawanan, dan pengalaman
|
Kualitas
pribadi lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi
|
10.
|
Solidaritas
Sosial
|
Solidaritas
sangat tinggi tampak dalam gotong-royong, musyawarah dalam berbagai macam
kegiatan
|
Solidaritas
masih berorientasi pada kepentingan tertentu.
|
11.
|
Nilai dan
sistem Nilai
|
Cenderung memegang teguh nilai agama,
etika, dan moral
|
Cenderung
berorientasi pada ekonomi dan pendidikan.
|
Fungsi Eksternal Kota
Yakni seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah
atau daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional
maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan kota
tidak mengarah pada suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah
sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi.
Pengertian
Masyarakat Pedesaan
Yang dimaksud
dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa
adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan tersendiri.
Menurut
Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi,
politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan
dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedangkan menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya
kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :
a) Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c) Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
a) Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c) Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Ciri-ciri
Masyarakat pedesaan (karakteristik)
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi
“Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional
(Gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut :
a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.
a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.
(lawannya
Universalisme)
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
Macam-macam Pekerjaan Gotong-Royong
Ada beberapa pekerjaan gotong- royong yaitu :
a.
kerja bakti dalam memberdohkan lingkungan pedesaan
b.
gotong-royong memperbaiki jembatan atau jalan raya
c.
gotong royong dalam membuat rumah
d.
gotong royong apabila tetangga ada yang hajjatan.
Sifat dan hakiat masyarakat pedesaan dan perkotaaan
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku
tapi sangatlah ramah. Biasanya
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
Macam-Macam
Gejala Masyarakat Pedesaan
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
a)
Konflik
b)
Kontraversi
c)
Kompetisi
d)
Kegiatan pada masyarakat pedesaan
Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup
Mereka menganggap alam itu tidak menakutkan jika terjadi bencana
Dalam menghadapi alam mereka cukup bekerja sama
Unsur - Unsur Desa
1. Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal
geografis.
2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3. Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3. Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
Fungsi Desa
1. Desa yang merupakan hinterland atau daerah
dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
2. Desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
3. Desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll.
2. Desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
3. Desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll.
Perbedaan antara desa dan kota
Yang pertama adalah kepadatan penduduk. Walaupun tidak ada ukuran
yang pasti, namun secara umum, kota memiliki kepadatan penduduk yang lebih
tinggi daripada desa. Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap pola pembangunan
perumahan: bangunan di kota cenderung ke arah vertikal dan di desa cenderung ke
arah horizontal.
Aspek kedua adalah lingkungan hidup. Lingkungan pedesaan lebih dekat
dengan alam bebas. Wilayah pedesaan didominasi oleh ruang terbuka hijau. Hal
ini sangat berbeda dengan kota yang didominasi oleh lapisan beton dan aspal.
Perbedaan ketiga adalah mata pencarian penduduknya. Tingkat
kepadatan penduduk di kota membatasi upaya eksploitasi ruang di kota.
Profesi-profesi yang membutuhkan lahan relatif luas cenderung tidak berkembang
di kota. Sektor ekonomi primer seperti pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan dan peternakan cenderung lebih berkembang di pedesaan. Sementara itu,
kota menjadi pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder (industri) dan sektor
ekonomi tertier (jasa).
Faktor keempat adalah stratifikasi sosial. Sektor ekonomi sekunder
dan tersier membutuhkan keahlian spesifik yang sangat beragam, dibandingkan
dengan sektor ekonomi primer. Jenis lapangan kerja yang tersedia di kota
relatif lebih heterogen: mulai dari pembantu rumah tangga, pelayan kafe,
programmer komputer, manajer hotel, konsultan pengeboran minyak, hingga
pemiliki perusahaan multi-nasional. Diversitas pekerjaan menyebabkan terjadinya
variasi penghasilan yang sangat tinggi. Perbedaan pendapatan antara yang kaya
dan yang miskin di kota begitu mencolok.
Yang kelima adalah corak kehidupan. Desa memiliki corak kehidupan
yang relatif homogen. Kota cenderung bersifat hetorogen. Penduduk kota berasal
dari latar belakang suku, etnik, agama dan kelompok yang memiliki orientasi
yang lebih bervariasi.
Faktor keenam adalah pola interaksi. Penduduk kota pada umumnya
tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan tetangganya. Hal ini menyebabkan
individu di kota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain.
Mereka cenderung bersifat individualistik dan mementingkan sifat rasionalitas.
Berbeda dengan di perkotaan, penduduk desa cenderung memiliki hubungan
kekeluargaan dengan tetangganya. Mereka lebih menekankan pada unsur
kebersamaan.
Sumber :
http://siirammaa.blogspot.co.id/2013/01/masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar