CONTOH KASUS
AHP: Pemilihan Mahasiswa Terbaik Dalam Menggunakan Metode AHP
Penilaian
dalam membandingkan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain adalah bebas
satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidak konsistensian. Saaty
(1990) telah membuktikan bahwa indeks konsistensi dari matrik ber
ordo n dapat diperoleh dengan rumus :
CI =
(λmaks-n)/(n-1)................................................... (1)
Dimana :
CI = Indeks
Konsistensi (Consistency Index)
λmaks =
Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n
Nilai eigen
terbesar didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan eigen
vector. Batas ketidak konsistensian di ukur dengan menggunakan rasio
konsistensi (CR), yakni perbandingan indeks konsistensi (CI) dengan nilai
pembangkit random (RI). Nilai ini bergantung pada ordo matrik n.
Rasio
konsistensi dapat dirumuskan :
CR =
CI/RI............................................................... (2)
Bila nilai
CR lebih kecil dari 10%, ketidak konsistensian pendapat masih dianggap dapat
diterima.
n
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
RI
|
0,00
|
0,00
|
0,58
|
0,90
|
1,12
|
1,24
|
1,32
|
1,41
|
1,45
|
1,49
|
1,51
|
1,48
|
1,56
|
1,57
|
1,59
|
Contoh Kasus
:
Menentukan
prioritas dalam pemilihan mahasiswa terbaik
Langkah
Penyelesaian :
1. Tetapkan
permasalahan, kriteria dan sub kriteria (jika ada), dan alternative pilihan.
a. Permasalahan
: Menentukan prioritas mahasiswa terbaik.
b. Kriteria
: IPK, Nilai TOEFL, Jabatan Organisasi,
c. Subkriteria
: IPK (Sangat baik : 3,5-4,00; Baik : 3,00-3,49; Cukup : 2,75-2,99)
TOEFL(Sangat
baik : 506-600; Baik : 501-505 ; Cukup : 450 - 500)
Jabatan
Organisasi (Ketua, Kordinator, Anggota)
CAT : Jumah
kriteria dan sub kriteria, minimal 3. Karena jika hanya dua maka akan
berpengaruh terhadap nilai CR (lihat tabel daftar rasio indeks konsistensi/RI)
2. Membentuk
matrik Pairwise Comparison,kriteria. Terlebih dahulu melakukan penilaian
perbandingan dari kriteria.(Perbandingan ditentukan dengan mengamati kebijakan
yang dianut oleh penilai) adalah :
a. Kriteria
IPK 4 kali lebih penting dari jabatan organisasi, dan 3 kali lebih penting dari
TOEFL.
b. Kriteria
TOEFL 2 kali lebih penting dari jabatan organisasi.
CAT :
Terjadi 3 kali perbandingan terhadap 3 kriteria (IPK->jabatan,
IPK->TOEFL, Jabatan->TOEFL). Jika ada 4 kriteria maka akan terjadi 6 kali
perbandingan. Untuk memahaminya silahkan coba buat perbandingan terhadap 4
kriteria.
Sehingga
matrik matrik Pairwise Comparison untuk kriteria adalah :
IPK
|
TOEFL
|
Jabatan
|
|
IPK
|
1
|
3
|
4
|
TOEFL
|
1/3
|
1
|
2
|
Jabatan
|
1/4
|
1/2
|
1
|
Cara
mendapatkan nilai-nilai di atas adalah :
Perbandingan
di atas adalah dengan membandingkan kolom yang terletak paling kiri
dengan setiap kolom ke dua, ketiga dan keempat.
Perbandingan
terhadap dirinya sendiri, akan menghasilkan nilai 1, sehingga nilai satuakan
tampil secara diagnol. (IPK terhadap IPK, TOEFL terhadap TOEFL dan Jabatan
terhadap jabatan)
Perbandingan
kolom kiri dengan kolom-kolom selanjutnya. Misalkan nilai 3, didapatkan dari
perbandingan IPK yang 3 kali lebih penting dari TOEFL (lihat nilai perbandingan
di atas)
Perbandingan
kolom kiri dengan kolom-kolom selanjutnya. Misalkan nilai ¼ didapatkan dari
perbandingan Jabatan dengan IPK (ingat, IPK 4 kali lebih penting dari jabatan
sehingga nilai jabatan adalah ¼ dari IPK)
3. Menentukan
rangking kriteria dalam bentuk vector prioritas (disebut juga eigen vector
ternormalisasi).
a. Ubah
matriks Pairwise Comparison ke bentuk desimal dan jumlahkan tiap kolom
tersebut.
IPK
|
TOEFL
|
Jabatan
|
|||
IPK
|
1,000
|
3,000
|
4,000
|
||
TOEFL
|
0,333
|
1,000
|
2,000
|
||
Jabatan
|
0,250
|
0,500
|
1,000
|
||
JUMLAH
|
1,583
|
4,500
|
7,000
|
b. Bagi
elemen-elemen tiap kolom dengan jumah kolom yang bersangkutan.
IPK
|
TOEFL
|
Jabatan
|
|
IPK
|
0,632
|
0,667
|
0,571
|
TOEFL
|
0,211
|
0,222
|
0,286
|
Jabatan
|
0,158
|
0,111
|
0,143
|
Contoh :
Nilai 0,632 adalah hasil dari pembagian
antara nilai 1,000/1,583 dst.
c. Hitung
Eigen Vektor normalisasi dengan cara : jumlahkan tiap baris kemudian dibagi
dengan jumlah kriteria. Jumlah kriteria dalam kasus ini adalah 3.
IPK
|
TOEFL
|
Jabatan
|
Jumlah
Baris
|
Eigen Vektor Normalisasi
|
|
IPK
|
0,632
|
0,667
|
0,571
|
1,870
|
0,623
|
TOEFL
|
0,211
|
0,222
|
0,286
|
0,718
|
0,239
|
Jabatan
|
0,158
|
0,111
|
0,143
|
0,412
|
0,137
|
- Nilai 1,870 adalah hasil dari penjumlahan 0,632+0,667+0,571
- Nilai
0,623 adalah hasil dari 1,870/3.
- Dst
d. Menghitung
rasio konsistensi untuk mengetahui apakah penilaian perbandingan kriteria
bersifat konsisten.
- Menentukan
nilai Eigen Maksimum (λmaks).
Λmaks
diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah
kolom matrik Pairwise Comparison ke bentuk desimal dengan vector eigen normalisasi.
Λmaks = (1,583 x 0,623
)+(4,500 x 0,239)+(7,000 x 0,137)
= 3,025
- Menghitung
Indeks Konsistensi (CI)
CI =
(λmaks-n)/n-1 = 0,013
- Rasio
Konsistensi =CI/RI, nilai RI untuk n = 3 adalah 0,58 (lihatDaftar Indeks random
konsistensi (RI))
CR = CI/RI =
0,013/0,58 = 0,022
Karena CR
< 0,100 berari preferensi pembobotan adalah konsisten
4. Untuk
matrik Pairwise Comparison sub kriteria, saya asumsikan memiliki nilai
yang sama dengan matrik Pairwise Comparison kriteria. Anda bisa mencoba
merubah nilai pembobotan jika ingin lebih memahami pembentukan matrik ini.
a. Sub
kriteria IPK
Sangat
Baik
|
Baik
|
Cukup
|
Jumlah
Baris
|
Eigen
Vektor Normalisasi
|
|
Sangat
Baik
|
0,632
|
0,667
|
0,571
|
1,870
|
0,623
|
Baik
|
0,211
|
0,222
|
0,286
|
0,718
|
0,239
|
Cukup
|
0,158
|
0,111
|
0,143
|
0,412
|
0,137
|
b. Sub
Kriteria TOEFL
Sangat
Baik
|
Baik
|
Cukup
|
Jumlah
Baris
|
Eigen
Vektor Normalisasi
|
|
Sangat
Baik
|
0,632
|
0,667
|
0,571
|
1,870
|
0,623
|
Baik
|
0,211
|
0,222
|
0,286
|
0,718
|
0,239
|
Cukup
|
0,158
|
0,111
|
0,143
|
0,412
|
0,137
|
c. Sub
Kriteria Jabatan Organisasi
Ketua
|
Koordinator
|
Anggota
|
Jumlah
Baris
|
Eigen
Vektor Normalisasi
|
|
Ketua
|
0,632
|
0,667
|
0,571
|
1,870
|
0,623
|
Koordinator
|
0,211
|
0,222
|
0,286
|
0,718
|
0,239
|
Anggota
|
0,158
|
0,111
|
0,143
|
0,412
|
0,137
|
5. Terakhir
adalah menentukan rangking dari alternatif dengan cara menghitung eigen vector
untuk tiap kirteria dan sub kriteria.
IPK
|
TOEFL
|
Jabatan
Organisasi
|
HASIL
|
|
Ifan
|
1
|
3
|
3
|
0,440
|
Rudy
|
3
|
3
|
1
|
0,204
|
Anton
|
1
|
2
|
2
|
0,479
|
- Nilai
bobot diperoleh dari kondisi yang dimiliki oleh alternatif. Contoh pada Ifan,
yang memiliki IPK 3,86 (sangat baik), maka diberikan bobot 1 (2 untuk baik dan
3 untuk cukup). Ifan memiliki nilai TOEFL 470 (cukup), sehingga diberikan bobot
3 dan jabatan organisasi adalah anggota dengan bobot 3 (1 untuk ketua dan 2
untuk koordinator).
- Hasil
diperoleh dari perkalian nilai vector kriteria dengan vector sub kriteria. Dan
setiap hasil perkalian kriteria dan subkriteria masing-masing kolom
dijumlahkan. Contoh Ifan, pada kolom IPK (eigen vector : 0,623) dikalikan
dengan sub kriteria IPK yaitu sangat baik (eigen vector : 0,623).dst
(IPK x
Sangat Baik + TOEFL x Sangat Baik + Jabatan Organisasi x Anggota) = 0,440
Dari hasil di
atas, Anton memiliki nilai paling tinggi sehingga layak menjadi mahasiswa
terbaik.
sumber:
http://funpreuner.blogspot.co.id/2012/02/mengenal-metode-ahp-disertai-studi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar